Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tinggalkan Pesan, Kritik, Saran & Salam Anda :

Sunday, December 21, 2008

Bakteriologi Veteriner "Mekanisme Infeksi"

Prinsip Dasar : Hubungan antara dua organisme yang berbeda ada berbagai bentuk diantaranya apabila salah satu dari organisme sangat tergantung dengan kelangsungan hidup organisme yang lain maka disebut sebagai parasitic. Bentuk hubungan parasitic diantaranya adalahsimbiosis, mutualistik bila kedua belah pihak saling diuntungkan. Komensalis bila salah satu diuntungkan sedang yang lain tidak dirugikan. Bila salah satu hanya bisa hidup dalam organisme lain dan berdampak merugikan bagi organisme yang ditempati maka disebut sebagai obligat parasitic. Hal ini berlaku juga pada hubungan vertebrata dengan mikroorganisme khususnya bakteri. Bakteri seperti Escherichia coli non patogen dan lactobacillus tertentu merupakan penghuni saluran usus halus yang hidup dari inang dan menguntungkan inang karena membantu sintesa beberapa vitamin seperti vit K, vit B2 yang dibutuhkan oleh inang. Beberapa bakteri dari golongan kokus seperti Staphylococcus epidermidis merupakan flora normal pada kulit manusia yang mendapatkan makanan dari inang (kulit manusia) tetapi tidak merugikan bagi manusia. Banyak bakteri yang merupakan parasit obligat pada saluran usus manusia dan hewan mamalia seperti Salmonella typhimurium, Escherichia coli strain patogen (ETEC, EPEC EIEC) merupakan penyebab typhus dan diare. Bakteri- bakteri tersebut menetap di lokasi tersebut untuk mendapatkan sumber makanan, sehingga mampu tumbuh dan perkembang biak. Bakteri mempunyai kemampuan untuk berkembang biak dan menyebar dari inang ke inang yang lain dengan dua cara yaitu :1. Secara horisontal pada satu spesies dengan cara kontak langsung antara individu sehat dengan individu sakit, makanan yang tercemar, debu, sekreta penderita, melalui gigitan nyamuk 2. Secara vertikal pada satu spesies : dari induk ke anak yang dikandung, melalui telur, air susu. Contoh Salmonellosis pada ayam akan ditularkan melalui telurnya. Interaksi antara mikroorganisme dengan inang sangat dipengaruhi oleh kemampuan mikroorganisme masuk kedalam tubuh inang dan menyebabkan kerusakan pada jaringan inang. Mikroorganisme khususnya bakteri mempunyai beberapa mekanisme untuk dapat melakukannya yaitu dengan : 1. kemampuan menginfeksi inang 2. kemampuan melakukan invasi (penyebaran ke dalam jaringan inang) 3. Kemampuan patogenitas ( kemampuan merusak jaringan inang 4. Toksinegenitas (kemampuan memproduksi toksin) Infeksi Mrpk kemampuan mikroorganisme masuk dan berkembang biak dalam tubuh inang. Bakteri mempunyai cara untuk dapat masuk tubuh inang dan bertahan dalam tubuh inang setelah dapat melewati :1. Menembus barrier tubuh inang bagian luar dan mampu masuk ke dalam sel inang,2. Mampu bertahan dan berkembang biak di dalam sel inang Toksin Bakteri patogen mempunyai kemampuan memproduksi toksin yg berfungsi sebagai alat utk merusak sel inang dan mendapatkan nutrisi yang diperlukan dari sel inangnya. Secara umum dapat dibedakan 2 macam berdasarkan proses pembentukan toksin oleh bakteri yaitu endotoksin dan eksotoksinPerbedaan eksotoksin dan endotoksin

Eksotoksin === Endotoksin
1. Diproduksi oleh sel bakteri hidup, konsentrasinya tinggi dlm media cair <===> Diproduksi oleh sel bakteri yang telah mati
2. Tersusun atas molekul polipeptida <===> Tersusun atas lipopolisakarida kompleks, dimana gugus lemak mrpk penentu tingkat toksisitasnya
3. Relatif tidak stabil pada pemanasan; rusak pd >600C, toksin akan kehilangan daya toksisitasnya <====> Masih stabil pd 600C selama 2 jam tanpa mengubah daya toksisitasnya
4. Bersifat antigenik; mampu menstimulasi membentukan antibodi <===> Mampu merangsang pembentukan antitoksin Tidak bersifat antigenik, tidak mampu menstimulasi pembentukan antitoksin. Hanya mampu membentuk antibodi terhadap gugus polisakaridanya
5. Bisa dibuat toksoid dgn. Penambahan formalin, asam, pemanasan dll <===> Tidak dapat dibuat toksoid
6. Mempunyai sifat toksisitas tinggi, fatal pd hewan coba pd dosis yg sangat kecil dosis rendah sdh mampu menimbulkan gejala <===> Lebih ringan, pd dosis tinggi fatalDiperlukan dosis tinggi untuk dapat menimbulkan gejala
7. Tidak menimbulkan demam pd inang <===> Menimbulkan demam pd inang

Beberapa eksotoksin bakteri yang mampu menyebabkan kerusakan sel inang : a. Diphteria : Disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae yg mampu tumbuh pd alat pernapasan bagian atas atau luka. C. diphteriae strain lisogenik akan memproduksi toksin pd tempat tersebut kemudian toksin akan terserap sintesa protein inang dan mengakibatkan nekrosis pd sel epitelium, otot jantung, ginjal dan jaringan syaraf. b. Tetanus : Clostridium tetani dapat mengkontaminasi luka, dimana spora akan berkembang menjadi bentuk vegetatif dan memproduksi toksin yang mempunyai kemampuan merusak sistem syaraf pusat inangnya. Toksin tetanus mampu menyebabkan spasmus otot dari inang yang terinfeksi c. Botulism : Clostridium botulinum merupakan bakteri anaerob yang akan berkembang biak dalam makanan dalam kaleng kedap udara yg proses sterilisasinya tidak sempurna. Bakteri ini memproduksi neurotoksin yang mempunyai 6 tipe antigenik. Toksin akan terserap dalam usus dan masuk aliran darah menuju syaraf motoris yang mengakibatkan gejala muntah, tidak bisa menelan, paralisis organ pernafasan dan paralisis organ motoris lainnya. d. Gas gangrene : Disebabkan oleh Clostridium perfringens, dan clostridium lainnya. Gas gangrene merupakan gejala yang ditandai adanya infeksi, kerusakan jaringan yang disertai adanya timbunan gas akibat eksotoksin dari Clostridium e. Keracunan makanan akibat kontaminasi Staphylococcus yang menghasilkan enterotoksin pada daging, susu sapi dan produk bakery. Enterotoksin tsb sangat stabil pada pemanasan 1000C selama 2 menit. Gejala yang timbul : muntah-muntah setelah makan makanan yg terkontaminasi. f. Cholera : Vibrio cholera pada feses yang mengkontaminasi bahan makanan melalui makanan ataupun minuman akan berkembang biak dan menghasilkan enterotoksin yang mengakibatkan diare hebat Toxin Shock Syndrome : (STTS-1) dihasilkan oleh Staphylococcus yang berasal dari luka yang menimbulkan gejala demam tinggi, muntah, diare, bintik-2 kemerahan pada kulit Ensim-2 ekstraseluler Beberapa bakteri mempunyai kemampuan memproduksi substansi yang secara tidak langsung menyebabkan toksisitas tetapi berperan pada proses infeksi. Substansi tersebut adalah ensim yang tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan nutrisi dari sel inangnya. Ensim-ensim tersebut diantaranya :1. Collagenase : Diproduksi oleh bakteri Clostridium perfringens merupak ensim proteolitik yang mampu merusak jaringan kolagen.2. Coagulase : Diproduksi oleh beberapa spesies Staphylococcus yang akan berikatan dengan faktor dari serum; plasma coagulat, Ensim ini bekerja membentuk lapisan fibrin di sekeliling lesi yang diakibatkan oleh infeksi Staphylococus3. Hyaluronidase : merupakan ensim yang mampu menghidrolisis asam hyaluronid yang berperan pd perlekatan jaringan penunjang dari inang. Akibat dari hyalurondase, sel penunjang menjadi terpisah-pisah sehingga bakteri mampu menyebar pada organ inangnya. Ensim ini diproduksi oleh bakteri : Staphylococcus, clostridia, streptococcus, pneumococci4. Streptokinase (fibrinolisin) : Ensim yang mampu mencairkan fibrin dari faktor pembekuan inang, sehingga bakteri dapat leluasa menyebar dalam tubuh inang.5. Hemolisin dan leukosidin : Ensim hemolisin adalah ensim yang diproduksi oleh bakteri streptococcus yang mampu menghemolisis darah (eritrosit) dari inang. Leukosidin : ensim yang mampu melisiskan sel leukosin inang.6. Protease : Ensim yang diproduksi bakteri yang mampu menghidrolisis imunoglobulin inang. PERTAHANAN TUBUH NON SPESIFIK DARI INANG Pertahanan tubuh non spesifik dari inang terdiri dari : Barier fisik pada jalan masuk bakteri :-Kulit -Membran mukosa -Fagositosis Fungsi utama dari sel fagosit yang dimiliki inang meliputi : migrasi, kemotaksis, ingesti, microbial killing.Bakteri yang mampu masuk ke dalam sistem limfatik, paru, sumsum tulang, sistem peredaran darah akan berhadapan dengan sel-sel fagosit , diantaranya adalah sel lekosit polimorfonuklear, monosit fagositik (magrofag) dan magrofag-2 yang ada pd setiap jaringan (sistem retikuloendotelial).Proses fagositosis akan lebih efisien oleh adanya opsonin yang membungkus permukaan bakteri yang akan mempermudah proses penelanan oleh sek fagosit. Proses opsonisasi dapat terjadi dgn mekanisme :1. Antibodi secara mandiri dapat berfungsi dan bereaksi sebagai opsonin2.Antibodi-antigen mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik (classical pathway).3. Opsonin dpt mengaktifkan jalur alternatif pathway Pertahanan tubuh spesifik Pertahanan tubuh spesifik terdiri dari pertahanan tubuh alami dan pertahanan tubuh secara dapatan Pertahanan tubuh alami (Natural immunity) Merupakan system pertahanan tubuh yang secara alamiah sudah dimiliki oleh individu atau spesies tersebut. Misalnya parvovirus pada anjing tidak bisa menyerang manusia dan lain sebagainya. Pertahanan tubuh alami dipengaruhi oleh : 1. Spesies.2. Ras3. Resistensi individu4. Umur5 Hormonal dan pengaruh metabolisme Pertahanan tubuh dapatan

* Pertahanan tubuh dapatan secara pasif.

Pertahanan tubuh dapatan pasif merupakan pertahanan tubuh yang tidak secara

aktif terbentuk akibat respon imán inang tetapi akibat adanya tindakan dari luar

seperti :

* Antibodi yang diberikan oleh induk ke fetus atau bayi selama proses menyusui
* Penyuntikan antiserum (serum yang mengandung antibodi spesifik)

Pertahanan tubuh aktif Merupakan pertahanan tubuh yang terbentuk akibat adanya rangsangan dari luar,, misalnya akibat vaksinasi, terinfeksi suatu penyakit. Antigen yang masuk ke dalam tubuh inang yang sehat akan mengakibatkan tubuh memnerikan respon dengan membentuk antibodi spesifik terhadap antigen tersebut Humoral immunity Humoral immunity atau pertahanan tubuh humoral merupakan pertahanan tubuh yang terbentuk akibat respon imun yang memicu terbentuknya antibodiCellullar Immunity : Merupakan imunitas yang diaktifkan oleh sel limfosit B dan T

Referensi dari :
Bakteriologi Veteriner

0 comments:

Post a Comment